Hakikat
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA
merupakan bagian kehidupan manusia dari sejak manusia itu mengenal diri dan
alam sekitarnya. Manusia dan lingkungan merupakan sumber, obyek dan subyek
IPA. Menurut Amien (dalam Windhari,
2013) mendefinisikan IPA sebagai bidang ilmu ilmiah, dengan ruang lingkup zat
dan energi, baik yang terdapat pada mahluk hidup maupun tak hidup, lebih banyak
mendiskusikan tentang alam (natural
science) seperti fisika, kimia dan biologi. Sedangkan menurut Wahyana
(dalam Widiantari, 2012) IPA adalah
suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya
secara umum terbatas terhadap gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya
ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dari
sikap ilmiah. Dari beberapa
pendapat tentang hakikat IPA maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa hakikat IPA yaitu kumpulan pengetahuan yang berhubungan dengan
cara mencari tahu dan mendiskusikan tentang alam.
Pendidikan
IPA merupakan salah satu aspek
pendidikan dengan menggunakan IPA sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya,
dan tujuan pendidikan sains khususnya. Menurut Suastra (Widiantari, 2012) IPA atau
sains tidak hanya mencangkup kumpulan fakta (produk ilmiah) saja, tetapi juga
mencangkup tentang sikap ilmiah dan proses ilmiah (metode ilmiah). Ketiga
komponen tersebut dijabarkan sebagai berikut.
a. Sikap ilmiah misalnya hasrat ingin tahu, kerendahan
hati, sikap keterbukaan, jujur, pendekatan positif terhadap kegagalan, dan
sebagainya. Sikap ilmiah merupakan perilaku ilmuwan yang mereka ikuti dalam
penelitian-penelitian ilmiah.
b. Proses ilmiah merupakan ketrampilan berpikir (thinking skill) yaitu suatu proses yang
dilakukan oleh ilmuwan yang sering disebut sebagai metode ilmiah. Metode ilmiah
adalah metode yang biasanya diikuti oleh ilmuwan dalam memecahkan suatu
masalah.
c. Produk ilmiah adalah konsep, prinsip, dan teori
ilmiah. Dasar pembentukan produk sains adalah data observasi yang dapat ditiru.
Konsep adalah gagasan atau ide berdasarkan pengalaman yang relevan dan yang
dapat digeneralisasikan. Teori adalah suatu generalisasi prinsip-prinsip ilmiah
yang berkaitan, dan yang menjelaskan segala tentang ilmiah.
Pokok bahasan IPA adalah alam
dengan segala isinya. Hal-hal yang dipelajari adalah sebab akibat atau hubungan
dari kejadian-kejadian yang terjadi di alam. Karena aktivitas dalam IPA selalu
berhubungan dengan percobaan-percobaan yang membutuhkan ketrampilan, kerajinan,
dan ketekunan, maka materi dalam pelajaran IPA tidak cukup diberikan sebagai
kumpulan pengetahuan saja, tetapi menyangkut cara kerja, cara berfikir, dan
cara memecahkan masalah.
Hakikat IPA semata-mata tidaklah
pada dimensi pengetahuan. Dengan dimensi inilah IPA hakikatnya mentautkan
antara aspek logika-materil. Tujuan dari IPA itu sendiri sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, tujuan dan
lingkup pelajaran IPA sebagai berikut (dalam Windhari, 2013:16-17).
a. Memperoleh
keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif
dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan.
e. Meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam.
f. Meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh
bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs.
TERIMA KASIH INFORMASINYA, BERMANFAAT SEKALI
BalasHapusTrimakasih 😇😇
BalasHapus