Model
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kondisi semacam ini diharapkan
tercipta suasana saling ketergantungan antar siswa, sehingga sumber belajar
bagi siswa bukan hanya berasal dari guru dan buku saja melainkan teman sesama. Dengan
pastisipasi dan keaktifan siswa tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan proses belajar mengajar akan lebih bermakna.
Menurut
Lie (dalam Widiantara, 2013) menyatakan
bahwa “pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang bersifat
gotong royong dalam pembelajaran”. Pembelajaran kooperatif ini merupakan suatu
pengelompokan dimana adanya unsur kerjasama tim dalam kelompok tersebut untuk
menyelesaikan suatu masalah. Menurut Sanjaya (2010) pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu
antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).
Menurut
Nurhadi (dalam Widiantara, 2013) menyatakan bahwa unsur-unsur pembelajaran
kooperatif paling sedikit ada empat macam yakni:
a.Saling
ketergantungan positif, artinya dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan
suasana yang mendorong siswa merasa saling membutuhkan antara sesama. Dengan
saling membutuhkan antar sesame, maka mereka merasa saling ketergantungan satu
sama lain.
b. Interaksi
tatap muka, artinya menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap
muka sehingga mereka dapat melakukan dialog tidak hanya dengan guru, tetapi
juga dengan sesame siswa. Dengan interaksi tatap muka, memungkinkan para siswa
dapat saling menjadi sumber belajar, sehingga sumber belajar menjadi variasi.
Dengan interaksi ini diharapkan akan memudahkan dan membantu siswa dalam
mempelajari suatu materi.
c. Akuntabilitas
individual, artinya meskipun pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam
belajar kelompok, tetapi penilaian dalam rangka mengetahui tingkat penguasaan
siswa terhadap suatu materi pelajaran dilakukan secara individual. Hasil
penilaian secara individual tersebut anggota kelompok mengetahui siapa anggota
kelompok yang dapat memberikan bantuan.
d. Keterampilan
menjalin hubungan antar pribadi, artinya melalui pembelajaran kooperatif akan
menumbuhkan keterampilan menjalin hubungan antar pribadi. Hal ini dikarenakan
dalam pembelajaran kooperatif menekankan aspek-aspek : tenggang rasa, sikap
sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik orangnya, berani
mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan
berbagi sifat positif.
Menurut
Johnson & Jhonso (dalam Trianto,2012) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar
kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi
belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan
prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.
Karena siswa bekerja dalam suatu team, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki
hubungan di anrtara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan
kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan
masalah.
Manfaat
penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan
khususnya dalam wujud input pada level individual. Di samping itu, belajar
kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa. Dengan
belajar kooperatif , diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki
prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat.
Pembelajaran
kooperatif merupakan sebuah kelompok startegi pembelajaran yang melibatkan
siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran
kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa,
memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan pada siswa untuk brtinteraksi dan belajar bersama-sama
siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa
berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif
untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan
keterampilan berhubungan dengan sesame manusia yang akan sangat bermanfaat bagi
kehidupan di luar sekolah.
Struktur
tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka hanya jika
siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut.
Tujuan-tujuan pembelajaran ini mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil
belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan
sosial (Ibrahim, dkk dalam Trianto, 2012). Dibalik tujuan-tujuan tersebut,
terdapat beberapa prinsip dalam pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2010),
yaitu (1) prinsip ketergantungan positif (positive
interdependence); (2) tanggung jawab perseorangan (individual accountability); (3) interaksi tatap muka (face to face promotion interaction); (4)
partisipasi dan komunikasi (participation
communication).
Adanya
saling ketergantungan positif maksudnya dalam pembelajaran kooperatif, guru
mendorong siswa agar saling membutuhkan satu sama lain. Interaksi tatap muka
dimaksudkan untuk menuntut siswa dalam kelompok saling bertatap muka sehingga
dapat melakukan interaksi. Adanya akuntabilitas individual dimaksudkan untuk
memberikan penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua
anggota kelompok secara individual. Sementar itu, keterampilan menjalin
hubungan antar pribadi lebih mengarah pada keterampilan sosial seperti tenggang
rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkeritik ide, berani mempertahankan pikiran
logis. ciri-ciri
pembelajaran kooperatif adalah sebagaiberikut:
a. Siswa belajar dalam kelompok kecil, untuk mencapai
ketuntasan belajar.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah.
c. Diupayakan agar dalam setiap kelompok siswa terdiri dari
suku, ras, budaya dan jenis kelamin yang berbeda.
a. Penghargaan lebih diutamakan pada kelompok kerja dari pada individual.
Prinsip dasar dari pembelajaran
kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya
untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajar
siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa kurang pandai dapat
belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan
memotivasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa dengan sikap pasif akan terbantu
karena adanya bantuan serta motivasi dari temannya.
Dalam kelas kooperatif, para siswa
diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi,
untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup segala
bentuk kesenjangan dalam pemahaman materi pelajaran pada tiap-tiap siswa.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas
dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran
yang menempatkan siswa pada kegiatan belajar mengajar dalam bentuk tim atau
kelompok yang beranggotakan dua sampai enam dengan berbagai latar belakang
tingkat kemampuan siswa sehingga didalamnya terjadi sebuah interaksi diantara
sesama siswa sehingga yang dijadikan sumber belajar bukan hanya berasal dari
guru dan buku pelajaran. Dalam pembelajaran tersebut menekankan bentuk kerja
kelompok guna mencapai tujuan pembelajaran yang sama diantara masing-masing
anggota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar