Blogger Widgets
Jumat, 03 Januari 2014

Pengertian Studi Korelasi

  Pengertian Studi Korelasi

Penelitian korelasi menggambarkan suatu pendekatan umum untuk penelitian yang berfokus pada penaksiran kovariasi diantara variabel yang muncul secara alami. Tujuan penelitian korelasi adalah untuk mengidentifikasi hubungan prediktif dengan menggunakan teknik korelasi atau teknik statistik yang lebih canggih. Hasil penelitian korelasi juga mempunyai implikasi untuk pengambilan keputusan, seperti tercermin dalam penggunaan prediksi aktuarial secara tepat. Keterbatasan yang paling besar dari penelitian korelasi adalah masalah penafsiran hubungan kausal (dalam Emzir, 2007:37).
Menurut Gray (dalam Emzir, 2007:37) penelitian korelasi kadang-kadang diperlukan sebagai penelitian deskriptif, terutama disebabkan penelitian korelasional mendeskripsikan sebuah kondisi yang sudah ada. Bagaimanapun, kondisi yang dideskripsikan berbeda secara nyata dari kondisi yang biasanya dideskripsikan dalam lampiran diri atau studi observasi.
Penelitian korelasi melibatkan pengumpulan data untuk menentukan apakah dan untuk tingkat apa terdapat hubungan dua atau lebih variabel yang dapat dikuantitatifkan. Tingkatan hubungan diungkapkan sebagai suatu koefesien korelasi. Jika ada, berapa derajat hubungan antara dua variabel atau lebih, derajat hubungan biasanya diekspresikan sebagai koefisien korelasi yang diberi simbol matematika (r). Hubungan variabel tersebut biasanya dinyatakan dalam harga r yang mempunyai nilai dari -1 sampai +1. Nilai negatif atau (-) menunjukan arah dua variabel bertolak belakang. Nilai positif (+) menunjukan arah perubahan dua variabel pada arah yang sama.
Dalam penelitian pendidikan, seorang peneliti sering menyelidiki beberapa variabel yang saling terkait. Dengan teknik statistik yang ada, mereka dapat menganalisis hubungan tersebut dengan menggunakan korelasi ganda atau korelasi sebagian. Korelasi ganda menunjukkan asosiasi antara tiga variabel atau lebih yang bekerja bersama-sama secara simultan.
Model korelasi untuk mendapatkan derajat asosiasi dua variabel setelah variabel lainnya dikontrol disebut korelasi terpisah atau partial corelation.Jika ada hubungan antara dua variabel, berarti skor dalam dua variabel mempunyai asosiasi dengan variabel tertentu yang terukur. Harga r = -1 atau +1 menunjukkan asosiasi sempurana diantara dua variabel, sedangkan harga r = 0 mempunyai arti bahwa dua variabel berubah dengan tidak memiliki konsistensi antara satu variabel dengan variabel lainnya. Yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam mengetahui asosiasi dua variabel adalah bahwa seorang peneliti tidak perlu menunjukkan hubungan sebab akibat antara dua variabel (Cohen dan Manion, dalam Sukardi, 2012: 169).
Sebagai contoh, terdapat korelasi antara intelegensi dan prestasi akademik. Subjek yang skornya tinggi pada tes intelegensi cenderung memiliki rata-rata prestasi akademik yang tinggi pula. Sebaliknya, subjek yang skornya rendah pada tes intelegensi cenderung pula memiliki rata-rata prestasi akademik yang rendah. Tujuan studi korelasi adalah untuk menentukan hubungan antara variabel atau untuk menggunakan hubungan tersebut  untuk membuat prediksi (dalam Emzir, 2007:38).
Dalam penelitian korelasi, para peneliti biasanya hanya mendasarkan pada penampilan variabel sebagaimana adanya tanpa mengatur kondisi atau memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu, peneliti hendaknya mempunyai cukup banyak alasan yang kuat guna mempertahankan hasil hubungan yang ditemukan.
Penelitian korelasi lebih tepat jika dalam penelitian peneliti memfokuskan usahanya dalam mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya fenomena yang kompleks melalui hubungan antar variabel. Sehingga, peneliti juga dapat melakukan eksplorasi studi melalui teknik korelasi parsial, dimana peneliti mengeliminasi salah satu pengaruh variabel agar dapat dilihat hubungan dua variabel yang dianggap penting. Di bidang pendidikan, studi korelasi biasanya digunakan untuk melakukan penelitian terhadap jumlah variabel yang diperkirakan mempunyai peranan signifikan dalam mencapai keberhasilan proses belajar.
Hubungan variabel yang lemah mungkin tidak memberikan rekomendasi untuk dilanjutkan tetapi untuk variabel yang kuat misalnya r ˃ 0.8, peneliti dianjurkan untuk melakukan analisis prediksi hubungan sebab akibat (causal comperative study) atau bahkan ke studi eksperimen untuk mendapatkan kepastian apakah hubungan tersebut memiliki sifat sebab akibat.
Variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi selanjutnya dieliminasi dari perhatian. Variabel yang mempunyai hubungan yang tinggi disaranan untuk meneliti lebih lanjut dengan metode kausal komparatif (expost facto) atau metode eksperimental untuk menentukan jika hubungan tersebut adalah kausal. Sebagai contoh, terdapat fakta bahwa hubungan antara konsep diri dan hasil belajar atau hasil belajar mempengaruhi konsep diri. Tanpa memerhatikan apakah suatu hubungan bersifat sebab-akibat, eksistensi hubungan yang tinggi mengizinkan adanya prediksi.
Ada tiga butir penting untuk seorang peneliti dalam menginterpretasikan koefisien korelasi yaitu sebagai berikut.
(1) Koefisien merupakan angka simpel dan tidak perlu diinterpretasikan dari harga koefisien = +1, 0, -1.
(2) Korelasi tidak perlu diartikan menunjukkan hubungan sebab akibat antara dua faktor, seperti yang telah dijelaskan diatas.
(3) Koefisien korelasi tidak perlu diinterpretasikan secara absolut.
Seorang peneliti tepat menggunakan penelitian korelasi ketika peneliti mempunyai beberapa alasan penting, diantaranya adalah sebagai berikut.
(1) Ada kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antar variabel dimana koefisien korelasi dapat mencapainya.
(2)  Penelitian korelasi perlu diperhitungkan kegunaannya apabila variabel yang muncul itu kompleks dan peneliti tidak mungkin dapat melakukan kontrol dan memanipulasi variabel-variabel tersebut.
(3)  Dalam penelitian memungkinkan dilakukaan pengukuran beberapa variabel dan hubungan yang ada dalam setting yang realistis. Alasan penting lain adalah bahwa penelitian korelasi tepat dilakukan jika salah satu tujuan penelitian adalah mencapai formula prediksi, yaitu keadaan yang menunjukkan adanya asumsi hubungan antar variabel.
Penelitian korelasi dilakukan oleh para peneliti pada umumnya mempunyai beberapa tujuan. Disamping itu penelitian korelasi juga dilakukan untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut, yaitu:
(1)     Adakah hubungan antara dua variabel?
(2)     Bagaimanakah arah hubungan tersebut?
(3)     Berapa besar hubungan kedua variabel tersebut dapat diterangkan?
Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
(2) Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
(3) Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.

Title: Pengertian Studi Korelasi; Written by Unknown; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar