Pengertian Studi Korelasi
Penelitian korelasi menggambarkan suatu pendekatan umum untuk penelitian
yang berfokus pada penaksiran kovariasi diantara variabel yang muncul secara
alami. Tujuan penelitian korelasi adalah untuk mengidentifikasi hubungan
prediktif dengan menggunakan teknik korelasi atau teknik statistik yang lebih
canggih. Hasil penelitian korelasi juga mempunyai implikasi untuk pengambilan
keputusan, seperti tercermin dalam penggunaan prediksi aktuarial secara tepat.
Keterbatasan yang paling besar dari penelitian korelasi adalah masalah
penafsiran hubungan kausal (dalam Emzir, 2007:37).
Menurut Gray (dalam Emzir, 2007:37) penelitian korelasi kadang-kadang
diperlukan sebagai penelitian deskriptif, terutama disebabkan penelitian
korelasional mendeskripsikan sebuah kondisi yang sudah ada. Bagaimanapun,
kondisi yang dideskripsikan berbeda secara nyata dari kondisi yang biasanya
dideskripsikan dalam lampiran diri atau studi observasi.
Penelitian korelasi melibatkan pengumpulan data untuk menentukan apakah
dan untuk tingkat apa terdapat hubungan dua atau lebih variabel yang dapat
dikuantitatifkan. Tingkatan hubungan diungkapkan sebagai suatu koefesien
korelasi. Jika ada, berapa derajat hubungan antara dua variabel atau lebih,
derajat hubungan biasanya diekspresikan sebagai koefisien korelasi yang diberi
simbol matematika (r). Hubungan
variabel tersebut biasanya dinyatakan dalam harga r yang mempunyai nilai dari -1 sampai +1. Nilai negatif atau (-)
menunjukan arah dua variabel bertolak belakang. Nilai positif (+) menunjukan
arah perubahan dua variabel pada arah yang sama.
Dalam penelitian pendidikan, seorang peneliti sering menyelidiki beberapa
variabel yang saling terkait. Dengan teknik statistik yang ada, mereka dapat
menganalisis hubungan tersebut dengan menggunakan korelasi ganda atau korelasi
sebagian. Korelasi ganda menunjukkan asosiasi antara tiga variabel atau lebih
yang bekerja bersama-sama secara simultan.
Model korelasi untuk mendapatkan derajat asosiasi dua variabel setelah variabel lainnya dikontrol disebut korelasi terpisah atau partial corelation.Jika ada hubungan antara dua variabel, berarti skor dalam dua variabel mempunyai asosiasi dengan variabel tertentu yang terukur. Harga r = -1 atau +1 menunjukkan asosiasi sempurana diantara dua variabel, sedangkan harga r = 0 mempunyai arti bahwa dua variabel berubah dengan tidak memiliki konsistensi antara satu variabel dengan variabel lainnya. Yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam mengetahui asosiasi dua variabel adalah bahwa seorang peneliti tidak perlu menunjukkan hubungan sebab akibat antara dua variabel (Cohen dan Manion, dalam Sukardi, 2012: 169).
Model korelasi untuk mendapatkan derajat asosiasi dua variabel setelah variabel lainnya dikontrol disebut korelasi terpisah atau partial corelation.Jika ada hubungan antara dua variabel, berarti skor dalam dua variabel mempunyai asosiasi dengan variabel tertentu yang terukur. Harga r = -1 atau +1 menunjukkan asosiasi sempurana diantara dua variabel, sedangkan harga r = 0 mempunyai arti bahwa dua variabel berubah dengan tidak memiliki konsistensi antara satu variabel dengan variabel lainnya. Yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam mengetahui asosiasi dua variabel adalah bahwa seorang peneliti tidak perlu menunjukkan hubungan sebab akibat antara dua variabel (Cohen dan Manion, dalam Sukardi, 2012: 169).
Sebagai contoh, terdapat korelasi antara intelegensi dan prestasi
akademik. Subjek yang skornya tinggi pada tes intelegensi cenderung memiliki
rata-rata prestasi akademik yang tinggi pula. Sebaliknya, subjek yang skornya
rendah pada tes intelegensi cenderung pula memiliki rata-rata prestasi akademik
yang rendah. Tujuan studi korelasi adalah untuk menentukan hubungan antara
variabel atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi (dalam Emzir,
2007:38).
Dalam penelitian korelasi, para peneliti biasanya hanya mendasarkan pada
penampilan variabel sebagaimana adanya tanpa mengatur kondisi atau memanipulasi
variabel tersebut. Oleh karena itu, peneliti hendaknya mempunyai cukup banyak
alasan yang kuat guna mempertahankan hasil hubungan yang ditemukan.
Penelitian korelasi lebih tepat jika dalam penelitian peneliti
memfokuskan usahanya dalam mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya
fenomena yang kompleks melalui hubungan antar variabel. Sehingga, peneliti juga
dapat melakukan eksplorasi studi melalui teknik korelasi parsial, dimana
peneliti mengeliminasi salah satu pengaruh variabel agar dapat dilihat hubungan
dua variabel yang dianggap penting. Di bidang pendidikan, studi korelasi
biasanya digunakan untuk melakukan penelitian terhadap jumlah variabel yang
diperkirakan mempunyai peranan signifikan dalam mencapai keberhasilan proses
belajar.
Hubungan variabel yang lemah mungkin tidak memberikan rekomendasi untuk
dilanjutkan tetapi untuk variabel yang kuat misalnya r ˃
0.8, peneliti dianjurkan untuk melakukan analisis prediksi hubungan sebab
akibat (causal comperative study)
atau bahkan ke studi eksperimen untuk mendapatkan kepastian apakah hubungan
tersebut memiliki sifat sebab akibat.
Variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi selanjutnya
dieliminasi dari perhatian. Variabel yang mempunyai hubungan yang tinggi
disaranan untuk meneliti lebih lanjut dengan metode kausal komparatif (expost facto) atau metode eksperimental
untuk menentukan jika hubungan tersebut adalah kausal. Sebagai contoh, terdapat
fakta bahwa hubungan antara konsep diri dan hasil belajar atau hasil belajar
mempengaruhi konsep diri. Tanpa memerhatikan apakah suatu hubungan bersifat
sebab-akibat, eksistensi hubungan yang tinggi mengizinkan adanya prediksi.
Ada tiga butir penting untuk seorang peneliti dalam menginterpretasikan
koefisien korelasi yaitu sebagai berikut.
(1) Koefisien merupakan angka simpel dan tidak perlu
diinterpretasikan dari harga koefisien = +1, 0, -1.
(2) Korelasi tidak perlu diartikan menunjukkan
hubungan sebab akibat antara dua faktor, seperti yang telah dijelaskan diatas.
(3) Koefisien korelasi tidak perlu diinterpretasikan
secara absolut.
Seorang peneliti tepat menggunakan penelitian korelasi ketika peneliti
mempunyai beberapa alasan penting, diantaranya adalah sebagai berikut.
(1) Ada kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antar
variabel dimana koefisien korelasi dapat mencapainya.
(2) Penelitian korelasi perlu diperhitungkan
kegunaannya apabila variabel yang muncul itu kompleks dan peneliti tidak
mungkin dapat melakukan kontrol dan memanipulasi variabel-variabel tersebut.
(3) Dalam penelitian memungkinkan dilakukaan
pengukuran beberapa variabel dan hubungan yang ada dalam setting yang realistis. Alasan penting lain adalah bahwa penelitian
korelasi tepat dilakukan jika salah satu tujuan penelitian adalah mencapai
formula prediksi, yaitu keadaan yang menunjukkan adanya asumsi hubungan antar
variabel.
Penelitian korelasi dilakukan oleh para peneliti pada umumnya mempunyai
beberapa tujuan. Disamping itu penelitian korelasi juga dilakukan untuk
menjawab tiga pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan
tersebut, yaitu:
(1)
Adakah hubungan antara dua variabel?
(2)
Bagaimanakah arah hubungan tersebut?
(3)
Berapa besar hubungan kedua variabel tersebut
dapat diterangkan?
Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para
peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai
berikut.
(1) Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks
dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti
dalam penelitian eksperimen.
(2) Memungkinkan variabel diukur secara intensif
dalam setting (lingkungan) nyata.
(3) Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat
asosiasi yang signifikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar