Model Self Directed Learning (SDL)
Model
pembelajaran SDL merupakan
salah satu model yang dilakukan oleh individu untuk dirinya
sendiri dan bahwa hasil belajar maksimal diperoleh apabila siswa bekerja
menurut kecepatannya sendiri, terlibat aktif dalam melaksanakan
berbagai tugas belajar khusus, dan mengalami keberhasilan dalam
belajar (Uno dalam Manggala, 2012). Sedangkan Sunarto (dalam
Beratha, 2009) menyatakan bahwa SDL
dapat diartikan sebagai usaha individu untuk melakukan kegiatan
belajar secara sendiri maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya
sendiri untuk menguasai suatu materi atau kompetensi tertentu sehingga
dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpai di dunia
nyata. Metode ini dapat membantu menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa
belajar adalah tanggung jawab mereka sendiri, di mana proses belajar yang
dilakukan berpusat pada siswa (student centered). Akibatnya siswa akan menjadi
lebih aktif, termotivasi, dan yang terpenting siswa secara mandiri untuk mencari
pengetahuannya.
SDL menekankan
pada peran individu sebagai penanggung jawab dan pemegang kendali dalam
memenuhi dan mencapai keberhasilan belajar. Rusman (dalam Astari, 2012)
menyatakan bahwa belajar mandiri adalah kemampuan yang tidak banyak berkaitan
dengan pembelajaran apa, tetapi lebih berkaitan bagaimana proses belajar
tersebut dilaksanakan. Hiemstra (dalam Beratha, 2009) mendeskripsikan belajar
mandiri sebagai berikut.
a. Setiap individu siswa berusaha meningkatkan
tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha belajarnya.
b. Belajar mandiri dipandang sebagai suatu sifat yang
sudah ada pada setiap orang dan situasi pembelajar.
c. Belajar mandiri bukan berarti memisahkan diri dari
orang lain.
d. Siswa dapat mentransfer hasil belajarnya yang
berupa pengetahuan dan keterampilan dalam situasi yang lain.
e. Siswa yang melakukan belajar mandiri dapat
melibatkan berbagai sumber daya dan aktifitas, seperti: membaca sendiri,
belajar kelompok, latihan-latihan, dialog elektronik serta kegiatan
korespodensi.
f. Peran efektif guru dalam belajar mandiri masing
dimungkinkan, seperti dialog dengan siswa, pencarian sumber, mengevaluasi
hasil, dan member gagasan-gagasan kreatif.
g. Beberapa institusi pendidikan sedang mengembangkan
belajar mandiri menjadi program yang lebih terbuka (seperti universitas
terbuka) sebagai alternatif pembelajaran yang bersifat individual dan
program-program inovatif lainnya.
Menurut Hiemstra
(dalam Beratha, 2009), langkah-langkah pembelajaran SDL terbagi menjadi 6
langkah yaitu:
a. preplanning (aktivitas awal proses
pembelajaran)
b. menciptakan
lingkungan belajar yang positif
c. mengembangkan
rencana pembelajaran
d. mengidentifikasi
aktivitas pembelajaran yang sesuai
e. melaksanakan
kegiatan pembelajaran dan monitoring
f. mengevaluasi
hasil belajar individu.
Aspek-aspek SDL
Menurut Gibbons (dalam Repository) aktivitas dan
program SDL berdasarkan pada lima aspek dasar yang menjadi elemen penting dalam
SDL, yaitu:
1. Siswa mengontrol banyaknya pengalaman belajar
yang terjadi
2. Perkembangan keahlian
3. Mengubah
diri pada kinerja/performansi yang paling baik
4. Manajemen
diri siswa
5. Motivasi diri dan penilaian diri
Berdasarkan aspek di atas
siswa cukup memegang peran dan kendali dalam pembelajaran. Walaupun demikian
bukan berarti guru tidak memiliki andil dalam pembelajaran. Dalam konteks SDL,
guru mempunyai peran sebagai konsultan yang memberdayakan kemampuan belajar
siswa dan membantu pebelajar dalam mengidentifikasi dan mengenali
cakupan pilihan yang ada untuk mampu berbuat lebih bagi pebelajar. Di sini dituntut guru yang efektif dalam
pembelajaran yang mampu menjadikan siswanya sebagai pebelajar yang mandiri.
Menurut Nugraheni (dalam Beratha, 2009:28), karakteristik guru efektif antara lain mengakui dan menghargai
keunikan masing-masing siswa dengan cara mengakomodasi pemikiran siswa, gaya
belajar, tingkat perkembangan, kemampuan, bakat, persepsi diri, serta kebutuhan
akademis dan non akademis siswa. Selanjutnya guru yang efektif akan memulai
pembelajaran dengan asumsi dasar bahwa semua siswa bersedia untuk belajar dengan
sebaik-baiknya.
SDL juga akan memungkinkan siswa dalam mengatur proses belajar dalam
bentuk inisiatif diri, mandiri, pengaturan diri, eksplorasi diri dan kebebasan
belajar untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan berbagai keunggulan
yang dimiliki maka pendidikan dengan sistem pembelajaran mandiri yang harus terus
dikembangkan, terutama dengan mengintegrasikan teknologi informasi dan
komunikasi yang dewasa ini berkembang dengan pesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar